Seminar Kesehatan Mental 2024

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental serta mendorong kemampuan regulasi diri dalam menghadapi tekanan hidup sehari-hari Dalam pergaulan, bercanda sering menjadi bagian dari interaksi sosial yang menyenangkan. Namun, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, guyonan dapat berubah menjadi bentuk bullying yang berpotensi merusak kesehatan mental seseorang. Melalui seminar ini, peserta diajak untuk tidak hanya memahami isu kesehatan mental lebih dalam, tetapi juga mengambil langkah aktif dalam menciptakan perubahan positif di lingkungan sekitar. Seminar ini diharapkan dapat menjadi pemantik kesadaran kolektif, bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Di era sekarang sering sekali tejadi hal-hal yang tidak bisa di prediksi, dengan kegiatan ini harapanya ke pada mahasiswa untidar bisa mengambil contoh positifnya supaya tidak tejadi hal yang di harapkan baik di lingkungan masyarakat dalam mejadi prilaku, dengan teman maupun denga keluarga.semoga dengan diselengarakan acara ini dapat diliat dari sisi psikologis, peningkatan empati mahasiswa terhadap sesama dapat dilakukan dengan  menjelaskan tentang bullying sebagai tindakan kekerasan yang disengaja untuk menyakiti hati orang lain dan dilakukan terus menerus, harus dapat menempatkan diri, mengenali karakter orang lain, dan mendengarkan dengan hati agar empati  terasah.

Dari perspektif mahasiswa, mereka mempunyai serentetan beban, misalnya beban kuliah atau masalah finansial. Masalah kesehatan mental pada mahasiswa dapat ditangani dengan berkomunikasi dalam peer group dan saling cerita dengan teman untuk mengurangi beban pikiran meskipun tidak membantu menyelesaikan masalah. Jika dengan teman belum berhasil, mereka dapat ke psikolog.

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bisa jadi tidak aware dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Dia mengganggap dirinya baik-baik saja atau abai dengan yang dia rasakan sehingga membutuhkan kesadaran, pengenalan diri, dan perhatian pada “warning” diri. Jika merasa ada masalah/sesuatu yang salah, mahasiswa dapat bercerita ke teman, berkomunikasi dengan dosen pembimbing akademik,atau diarahkan ke ULBK. Oleh karena itu, ULBK harus menempatkan orang-orang yang kompeten.

Kampus dapat membangun budaya yang positif, mencegah kekerasan seksual, masalah kesehatan mental, dan isu disabilitas dengan membangun kesadaran, menggali potensi, dan membahagiakan jiwa.

Cara membantu teman yang mudah down adalah benar-benar peduli, mendengarkan dengan hati, dan jangan hanya sekedar kepo. Kalau sudah mendengarkan, mereka dapat dibantu. Jika kita tidak mampu membantu, arahkan dia untuk konsultasi ke yang lebih ahli, misalnya ke ULBK atau psikolog.

Cara mengatasi masalah kesehatan mental antara lain mengambil waktu untuk sendiri untuk beristirahat tetapi setelah itu harus bangkit lagi. Jika sedang ada masalah dengan diri kita, ada orang lain yang butuh dibantu, pastikan membantu diri terlebih dahulu.