UPT Pengembangan Kewirausahaan dan Pembangunan Pedesaan (PKPP) Untidar menggandeng Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta dalam kegiatan Gerakan Kampus Desa di Desa Kwadungan Gunung, Kledung, Kabupaten Temanggung, Senin (14/11). Gerakan Kampus Desa adalah implementasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi program unggulan Kemendikbudristek. Kegiatan ini diikuti oleh belasan warga representasi dari berbagai elemen seperti BumDES, tokoh masyarakat, BPD, Pamsimas, dan aparatur di desa Kwadungan Gunung.
Dalam sambutannya, Kades Kwadungan Gunung, Agus Susanta, menyampaikan terima kasihnya atas diadakannya kegiatan seperti ini. Dia menyebutkan, pembangunan desa memang sangat memerlukan edukasi dari pihak akademisi dan praktisi professional. “Di kawasan ini, sudah ada beberapa potensi destinasi wisata seperti camping ground, top selfie, dan sebagainya. Namun dalam perjalanannya mengalami banyak kendala sehingga tidak bisa berjalan dengan baik. Kehadiran Untidar semoga bisa menggairahkan kembali bisnis wisata di kawasan ini,” sebutnya.

Kepala UPT PKPP Untidar, Dra. Lucia Rita Indrawati, M.Si. menggarisbawahi bahwa akademisi memang mengemban amanah agar keberadaannya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Ia menyebutkan Untidar melalui UPT PKPP telah melakukan pendampingan di beberapa desa agar mampu menjadi Desa Mandiri melalui pembentukan Desa Wisata. “Jika kemarin-kemarin, kami fokus pada desa di kawasan Borobudur, untuk ke depannya kami akan berkonsentrasi di kawasan Kledung ini. Selain mengundang praktisi untuk memberikan edukasi, kami juga berencana mengajak masyarakat desa Kwadungan Gunung ini studi komparasi dengan desa yang telah berhasil.” imbuhnya.
Rahadi Al Paluri, Ketua LPTP sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa penting dalam mengembangkan teknologi pedesaan memperhatikan potensi keunggulan desa. Strateginya adalah melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. “Tidak ada desa wisata yang berhasil tanpa berkolaborasi. Kegiatan seperti ini adalah bentuk kolaborasi. Desa harus benar-benar paham apa potensi yang dia miliki. Gali dan munculkan potensi aslinya diikuti potensi-potensi pendukungnya,” lanjutnya.
Senada dengan Rahadi, Tatag Taufani Anwar, S.IP., Praktisi Desa Wisata Kadipaten Wonosobo, menyebutkan ada 3 hal yang harus dipersiapkan untuk menuju Desa Wisata, yaitu Potensi, Kondusifitas, dan Sapta Pesona. Ia mengaku, di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gerbang Dewa yang ia kelola, ketiga hal itu ia pegang teguh sebagai modal memulai konsep pembangunan Desa Wisata. “Potensi lokal, perlu. Tapi kondusifitas juga penting. Komitmen penyelenggara, masyarakat, dan aparatur harus dibuat agar terjalin sinergisitas. Sedang Sapta Pesona, di antaranya kebersihan, ketertiban, keramahan penduduk, keamanan, dan sebagainya juga harus dikonsep dengan baik,” pungkasnya.