Pengembangan Softskill Mahasiswa Strategi Pertolongan Pertama Psikologis Pencegahan Bunuh Diri
Senin, 4 Maret 2024 Pengembangan Softskill Mahasiswa Strategi Pertolongan Pertama Psikologis Pencegahan Bunuh Diri, Kegiatan dibuka oleh Dra. Lucia Rita Indrawati, M,Si ( Kepala UPA PKK ), Dalam kegiatan yang di selengarakan oleh tim ULBK(Unit Layana Bimbingan Konsuling) Nanti peserta untuk mengindahkan materi yg didapatkan baik bagi mahasiswa UNTIDAR dan non UNTIDAR dalam pengembangan softkill dan juga bisa di share ke mahasiswa lain, semoga dengan kegiatan ini bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ucapan terima kasih dan mohon maaf dalam menjalankan kegiatan ini. Acara di buka mewakili bapak rektor. Pemaparan materi 1 di moderatori oleh bapak Ipung Hananto,.M.Pd.
Kesahatan mental marak dibahas dan merupakan hal yang penting. Dengan adanya kegitan ini nanti kita semua bisa belajar baik diri kita sendiri atau orang terdekat kita.
Paparan Materi pertama di lakukan oleh Ibu Diana Septi Purnama, Ph.D (Dosen Prodi BK UNY)
Dalam lirik lagu Indonesia Raya “bangunlah jiwanya bagunlah badannya” jiwa dan badan itu satu kesatuan jadi harus di jaga semua. Setiap fase kehidupan pasti mengalami kesulitan/masalah. Ketemu masalah yang sama berarti belum selesai belajar dari masalah yang pertama (kita harus instropeksi diri). Laki-laki yang baik akan menjaga marwah perempuan. Jika ada orang yang sedih beri dia waktu untuk meluapkan emosinya. Sedih marah merupakan hal yg wajar bagi manusia jadi tidak apa-apa Kita boleh marah tapi jaga emosi jangan sampai emosional dan cari waktu yang tepat. Masalah itu lebih baik untuk di selesaikan jangan di pemdam tetapi di tangani. Jika ada teman yg bercanda ingin bunuh diri tetap harus di observasi kita harus peduli.
Depresi itu ada 2 depresi minor dan mayor kalau mayor itu sudah tidak mau apa-apa. Sebelum depresi itu ada apati fase dimana orang mengarah ke bunuh diri (putus asa merasa terjebak dan tidak berguna), apati bukan merupakan ganggungan mental. Orang yang bekeinginan bunuh diri itu tidak semua karena gangungan mental.
Faktor penyebab bunuh diri
- Tidak memiliki social support
- Depresi
- Menemui jalan buntu
- Gangungan bipolar
Ide bunuh diri itu dapat dibagi menjadi 3
- Gangguan jiwa
- Peristiwa kehidupan
- Riwayat keluarga
Tanda tanda
- Emosi negatif yg dialamu secara terus menerus
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Mulai tidak memperhatikan bekersihan diri dan penampilan
- Kehilangan minat yang biasa disukainya
- Makan dan tidur teratur
- Menyatakan keputusasaan
- Merasa kehadirannnya tidak berguna
Pencegahan
- Menacari orang/hal yg terpercaya untuk bercerita tanpa judging
- Pergi ke orang yg profesional
- Melakukan aktivitas outdoor
Metasi masalah dengan tepat jangan hal-hal yang tidak baik
- Positive coping strategies
- Stay away from drugs
- Triggers
Pemaperan materi 2 di moderatori oleh Ibu Hani’ Rosyidah, M.Pd. Paparan Materi kedua di lakukan oleh Bapak Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons. (Dosen Prodi BK UAD)
Kenakalan remaja itu perpaduan antar 2 variabel (ganguan mental dan ganguan emosional)
Menurut lembaga penelitian UI Lebih dari 50% remaja perempuan berkunjung ke diskotik untuk menemukan ekspresi diri, identifikasi diri dan hiburan karena tidak betah di rumah.
Kuta harus aware terkait hal itu dengan diri kita sendiri
Perempuan lebih berisko terkena gangguan mental, laki-laki tidak suka banyak berfikir
Cemas merupakan hal yg wajar (cemas merupakan bentuk tanggung jawab kita terhadap suatu hal). Kita butuh orang lain, ketika punya suatu masalah kita butuh orang lain
Penyebab gangguan mental
- Permasalahan orang tua, kondisi ekonomi, perceraian, relasi dengan orang tua/keluarga
- Relasi/pergaulan dengan teman
- Permasalahan dengan manajemen sekolah
Untuk mengatasi emosi negatif saat menghadapi situasi sulit, Kuasai Teknik S-T-A-R
S top (berhenti, jeda, pause)
T hink (analisis situasi, lihat berbagai sudut pandang)
A ssess (pertimbangkan pilihan terbaik)
R espond (ambil pilihan terbaik)
Cara mengatasi jika tidak bisa dilakukan sendiri
- PFA (Dukungan psikologis awal)
- Analogi (PFA dianalogikan
dengan P3K) - Siapa? (Bisa dilakukan oleh
siapapun (yang sudah terlatih)) - Bagaimana? (Melalui konseling
teman sebaya)
Tujuan PFA
- Mengurangi dampak
(psikologis yang lebih buruk) - Mempercepat proses
pemulihan agar kesejahteraan psikologis tetap terjaga - Menguatkan aspek psikologis yang sedang menurun
Prinsip Dasar PFA
- Fokus pada kemampuan yang
dimiliki orang yang memerlukan dukungan - Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan alamiah untuk memulihkan diri: tranformasi dari perspektif korban ke penyintas (survivors)
- Keberadaan dan dukungan dari orang
lain à Hubungan saling membantu à
meringankan beban
Look
- Perhatikan rasa aman
- Perhatikan kebutuhan
dasar - Perhatikan orang yang membutuhkan
dukungan khusus
Listen
- Pendekatan pada orang yang membutuhkan
dukungan - Bertanya tentang
kebutuhan - Dengarkan dan bantu
untuk merasa lebih
nyaman - Hubungankan dengan
dukungan sosial - Beri informasi yang
dibutuhkan - Fasilitasi mengelola
masalah
Sambutan Bapak Rektor Universitas Tidar (Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si.)
Kegiatan akhirnya yang diimpikan Tim ULBK dan UNTIDAR telah dilaksanakan. Mohon maaf tidak bisa hadir tadi pagi karena harus bertemu dengan pasma dengan Gus Yusuf. Apresiasi UPA PKK yang telah membersamai ULBK, salah satunya kegiatan softskill ini. Hidup itu “kudu urup”, kita harus bermanfaat. Semoga kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri serta bagi orang lainnya, tetapi setidaknya kita membentengi diri sendiri. Ketika kita sudah bisa membentengi diri maka kita bisa membantu orang lain. Kita harus berusahan menjadi lebih baik.
Ini merupakan rintasan awal dari Tim ULBK. Jika ini berjalan baik maka kegiatan lain akan mengikuti. Ucapan terima kasih kepada ULBK dan narasumber yg telah memberikan materi.